Gerhana Matahari 20 April 2023 adalah jenis Gerhana Matahari Hibrida - jenis gerhana yang jarang terjadi. Terakhir muncul di Indonesia tahun 1809. Setelah 2023 Gerhana Matahari Hibrida akan bisa diamati pada 2049. Gerhana Matahari Hibrida adalah gabungan dari dua jenis gerhana, yaitu Total dan Cincin. Pada gerhana April 2023 mendatang Gerhana Matahari Cincin hanya akan melewati Samudra Hindia dan Pasifik
Untuk menyambut momen istimewa ini SMPIT Bina Bangsa Sejahtera menggelar sosialisasi Gerhana Matahari Total. Sosialisasi ini sebagai upaya untuk mengenalkan keindahan fenomena gerhana matahari yang akan melintasi Indonesia kepada para siswa dan mendorong mereka untuk tidak melewatkannya. Jadi para siswa diharapkan tidak hanya mengenal fenomena gerhana matahari melalui buku pelajaran saja tapi juga dengan mengamatinya secara langsung.
Pembelajaran gerhana matahari diawali dengan pemaparan proses bagaimana sih fenomena ini bisa terjadi. Selanjutnya anak-anak mendapatkan penjelasan tentang perbedaan antara Gerhana Matahari Cincin, Total dan Sebagian melalui media gambar dan foto. Saat GMT terjadi, kita bisa melihat pemandangan indah nan eksotik di sekeliling piringan matahari berupa manik-manik Baily( Baily’s Beads), efek cincin berlian serta korona matahari yang menjulur dari bagian tepi piringan matahari. Ketiga hal ini bisa dilihat dengan mata telanjang loh. Berbeda dengan GMT, fenomena GMC harus dilihat menggunakan kacamata khusus dari awal sampai akhir fenomena.
Untuk wilayah Bogor, kontak pertama diperkirakan terjadi pukul 09:28 WIB , puncak gerhana terjadi pukul 10:44 WIB dan GMS berakhir pukul 12:06WIB.
Para siswa lalu mendapatkan penjelasan tentang bagaimana mengamati GMS dengan aman dan nyaman. Kita dilarang menatap matahari langsung karena paparan sinar ultra violet sang surya dapat merusak mata. Untuk mengamati GMS secara langsung kita bisa menggunakan kacamata matahari yang menggunakan filter khusus untuk menapis sinar mentari yang sangat terang.
Jika tidak mempunyai kacamata gerhana bukan berarti kita tidak bisa menikmati keelokan GMS loh. Kita bisa membuat alat-alat sederhana yang bisa dipakai untuk mengamati GMS misalnya seperti proyeksi lubang jarum atau disebut juga pinhole. Pinhole ini sangat mudah membuatnya, yaitu bisa dengan menggunakan kardus sepatu dan aluminium foil. Dalam sosialisasi ini siswa mendapatkan penjelasan bagaimana membuat pinhole dengan kardus dalam berbagai ukuran. Tidak sulit kok membuatnya. Namun, berbeda dengan kacamata Matahari dimana kita bisa menatap langsung matahari, jika menggunakan pinhole kita harus membelakangi matahari. Dan kita melihat citra sang surya ketika gerhana melalui lubang intip.
Jika tak punya kacamata matahari dan tidak membuat pinhole, lalu bagaimana? Kita bisa juga menggunakan perabotan yang ada di dapur loh, seperti saringan kelapa (atau saringan lainnya), sangku nasi atau perabotan lainnya yang berlubang. Dan ada cara yang lebih asyik loh….yaitu menggunakan biskuit berlubang. Biskuit? Iya…selembar biskuit berlubang-lubang bisa menjadi alat pengamatan matahari yang menarik. Kita tinggal memegang biskuit saat matahari bersinar lalu melihat ke bawah (menggunakan kertas putih lebih baik sebagai layar). Jadi ketika cuaca cerah tidak ada alasan untuk tidak mengamatinya.
Setelah itu siswa berkesempatan mencoba kacamata matahari untuk mengamati Matahari yang sedang bersinar terang. Selain itu mereka juga mencoba cara kerja proyeksi lubang jarum yang terbuat dari kotak kardus sepatu bekas sehingga mengerti bagaimana cara menggunakannya dengan benar pada saat pengamatan.
Selamat berburu gerhana matahari.
(Suci A. Purwanti, staf pengajar Smpit BBS Bogor)